PEMBUKAAN PEMBINAAN CALON TAHBISAN DAN PENGUKUHAN EVANGELIST
TEMA; MENJADI PRAJURIT KRISTUS YANG SETIA
(Nats:2 Timotius 2:3-5+8-9)
Bishop GKLI: Pdt. Dr. Jon Albert Saragih, M.Th
Senin, 03 Nopember 2025 – Pukul. 09.00 WIB – 10.30 WIB
-
Panggilan dan Kesetiaan
Seorang pelayan Tuhan dinyatakan layak ketika ia setia pada petunjuk Allah. Panggilan kita bukan sekadar jabatan, melainkan komitmen untuk mendengar Tuhan dan taat pada kehendak-Nya. Paulus menegaskan, “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.” (2 Tim. 2:3). Artinya, siapa pun yang dipanggil menjadi pelayan Kristus harus siap menanggung konsekuensi panggilan itu.
-
Metafora Prajurit: Disiplin, Latihan, Ketahanan
Prajurit tidak lahir dari kenyamanan. Ia ditempa melalui latihan yang konsisten, ketertiban, dan kesiapan menghadapi penderitaan. Latihan sering melelahkan dan tidak menyenangkan, namun itulah cara Allah mempersiapkan hamba-Nya untuk berjuang melawan musuh rohani. Prajurit yang tidak terlatih mudah kalah; pelayan yang tidak dibentuk dalam disiplin akan mundur saat tekanan datang. Penderitaan dalam pelayanan bukan tanda kekalahan, melainkan bagian dari formasi rohani.
-
Tidak Terikat oleh Urusan Duniawi
Paulus melanjutkan, “Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” (2Tim 2:4).
Bagi pelayan Tuhan, ini berarti:- Tidak dikuasai oleh ambisi pribadi, kenyamanan, atau fasilitas.
- Tidak menjadikan materi, kehormatan, atau popularitas sebagai tujuan.
- Hidup sederhana dan fokus pada misi: memuliakan Kristus dan melayani umat.
-
Metafora Atlet: Taat Aturan
“Seorang atlet hanya akan mendapat mahkota apabila ia bertanding menurut peraturan.” (2 Tim. 2:5).
Pelayanan yang berkenan menuntut:- Ketaatan pada Firman dan tatanan gereja.
- Konsistensi latihan rohani: doa, pembacaan Kitab Suci, pertobatan harian.
- Proses yang panjang bukan instan dengan disiplin harian yang nyata.
-
Inti Pelayanan: Kristus yang Bangkit
Fokus kita bukan pada kemampuan diri, melainkan pada Yesus Kristus yang bangkit (2 Tim. 2:8–9). Pelayan Tuhan:
- Memberitakan Injil Kristus, bukan menonjolkan diri.
- Menolak semua kuasa-kuasa lain (takhayul, praktik gelap, kompromi rohani).
- Berdiri di atas pengakuan: Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, satu-satunya pengharapan.
-
Refleksi Vikar
Tanyakan pada diri sendiri:
- Apakah saya sungguh percaya dan berpegang pada Kristus sebagai satu-satunya Tuhan?
- Adakah ketergantungan duniawi yang mengikat saya sehingga mengaburkan panggilan?
- Apakah saya sedang berlatih secara rohani, intelektual, dan karakter—atau hanya berandai-andai siap?
- Apakah fokus pelayanan saya adalah kemuliaan Kristus, bukan pujian manusia?
-
Praktik Konkret untuk Vikar
Doa dan Firman: jadwal harian yang tidak dinegosiasikan (pagi & malam).
Karakter: rendah hati, dapat diajar, disiplin waktu, tidak pilih-pilih tempat pelayanan.
Kesederhanaan: siap melayani dengan keterbatasan (sinyal, listrik, fasilitas).
Relasi: menghormati jemaat, rekan pelayanan, dan pimpinan; hindari sikap kasar atau mudah marah.
Konsistensi: hadir tepat waktu, menepati komitmen, menyelesaikan tugas.
Fokus Injil: setiap khotbah/kunjungan diarahkan pada Kristus, bukan pada kisah kehebatan diri.
-
Penutup
Kita dipanggil menjadi prajurit Kristus - taat, terlatih, dan teguh. Jangan menyerah pada suara dunia yang mengalihkan perhatian. Tetaplah setia pada Firman, bertanding menurut aturan, dan pakailah setiap proses pembentukan sebagai jalan menuju kesetiaan yang memuliakan Tuhan.
Doa singkat:
“Tuhan Yesus, bentuklah kami menjadi prajurit-Mu yang setia. Ajari kami taat, tekun berlatih, dan fokus pada-Mu saja. Kuduskan hati, kuatkan tangan, dan pakai hidup kami bagi kemuliaan-Mu. Amin.”